HATI

Yang paling menakjubkan pada diri manusia adalah hatinya, ia adalah sumber hikmah dan sekaligus lawan baginya. Jika timbul harapan maka ia akan dibinasakan oleh ketamakan. Jika ketamakan telah berkobar maka ia akan dibinasakan oleh kekikiran. Jika telah dikuasai oleh keputus asaan maka penyesalan akan membunuhnya. Jika sedang puas maka ia akan lupa menjaganya. Jika dilanda ketakutan maka ia akan disibukkan dengan kehati-hatian. Jika dalam kelapangan maka bangkitlah kesombongannya. Jika ditimpa kefakiran maka ia tenggelam dalam penderitaan. Jika lapar menguat maka kelemahan menjadikannya tidak mampu berdiri tegak. Jika terlalu kenyang maka terganggulah kenyamanannya. Sesungguhnya setiap kekurangan akan membahayakan dan setiap hal yang melampaui batas akan merusak dan membinasakan.

Hal yang lebih berat daripada kefakiran adalah penyakit tubuh, dan yang lebih berat dari penyakit tubuh adalah penyakit hati. Sesungguhnya diantara kenikmatan adalah banyaknya harta, dan yang lebih utama dari banyaknya harta adalah kesehatan tubuh, dan yang lebih utama dari kesehatan tubuh adalah ketakwaan hati.

Sebaik-baik hati adalah yang paling ingat. Tanyailah hati segala perkara, karena sesungguhnya ia adalah saksi yang tidak akan berdusta. Jika ragu terhadap kecintaan seseorang, maka tanyailah hatimu tentangnya. Harta simpanan yang paling bermanfaat adalah cinta hati. Sesungguhnya hati mempunyai kejemuan sebagaimana tubuh, maka berikanlah hikmah kepada hati [Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu]

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama ALLAH gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat NYA, bertambahlah iman mereka dan kepada TUHAN lah mereka bertawakkal [QS. 8: 2].

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada [QS. 22: 46].

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir [QS. 70: 19-21].

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia dan membelakang dengan sikap yang sombong, dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa [QS. 17: 83].

Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya ALLAH tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh ALLAH, dan mereka itulah orang-orang yang lalai [QS. 16: 107-108].

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan [QS. 10: 12].

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi ALLAH ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apapun. Kalau kiranya ALLAH mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah ALLAH menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau ALLAH menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu) [QS. 08: 22-23].

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari TUHAN mu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. ALLAH menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan [QS. 03: 133-134].

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat ALLAH sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [QS. 03: 190-191].

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya, dan ALLAH membiarkannya sesat berdasarkan ilmu NYA dan ALLAH telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah ALLAH (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [QS. 45: 23].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang mana ALLAH Azza wa Jalla mengutusku adalah seperti hujan yang mengenai bumi. Daripadanya ada sebidang tanah yang menerima air lalu menumbuhkan padang rumput dan rerumputan yang banyak. Daripadanya ada sebidang tanah yang menahan air lalu ALLAH Azza wa Jalla memberikan manfaat kepada manusia dengannya dimana mereka minum, memberi minum dan bercocok tanam dari padanya. Daripadanya ada sebidang tanah yang gersang, tidak dapat menahan air dan tidak menumbuhkan padang rumput [HR. Muttafaq Alaih].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ingatlah! Sesungguhnya daerah yang terlarang milik ALLAH adalah apa saja yang diharamkan NYA. Ingatlah! sesungguhnya didalam tubuh manusia itu ada segumpal daging apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jikalau ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya, tidak lain dan tidak bukan itulah yang dikatakan hati [HR. Bukhari, Muslim].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Seandainya anak Adam mempunyai dua lembah harta tentu dia masih menginginkan yang ketiga. Padahal yang memenuhi perut anak Adam hanyalah tanah-tanah (kuburnya) [HR. Bukhari, Muslim].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Orang yang bakhil dari berbuat kebajikan dan merasakan cukup dengan kekayaannya dan kemewahannya serta dia mendustakan perkara yang baik, maka sesungguhnya kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesulitan dan kesengsaraan [HR. Bukhari, Muslim].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ketika ALLAH telah selesai menciptakan makhluk, ALLAH menulis didalam kitab NYA. DIA menulis untuk Dzat NYA sendiri dan kitab itu diletakkan disisi NYA diatas Arasy, (isi tulisan NYA): “Sesungguhnya Rahmat KU mengalahkan Murka KU” [HR. Bukhari].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ALLAH berfirman, “AKU tidak mengumpulkan dua rasa takut dan dua rasa aman kepada seorang hamba KU. Bila dia AKU beri rasa takut di dunia, AKU beri rasa aman di akhirat dan bila AKU beri rasa aman didunia, maka AKU beri rasa takut di akhirat” [HR. Al Bazzar].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Engkau bersedekah ketika engkau masih sehat dan harta tersebut masih disayangi, engkau bimbang menjadi fakir dan bercita-cita untuk menjadi kaya. Jangan kalian tangguhkan hingga roh sampai dipangkal tenggorokan. Dalam keadaan tersebut barulah engkau berkata, “Berikanlah kepada Fulan ini dan Fulan itu”. Yang sebenarnya itu adalah hak Fulan [HR. Bukhari, Muslim].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ada empat perkara jika siapa yang mempunyai empat perkara tersebut, maka dia merupakan orang munafik. Siapa yang bersifat dengan salah satu olehnya berarti dia bersifat kemunafikan, hingga dia meninggalkannya yaitu Apabila berkata dia berbohong, Apabila membuat persetujuan dia khianati, Apabila berjanji dia menyalahi dan Apabila terjadi pertikaian dia melampaui batas [HR. Bukhari, Muslim].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ALLAH berfirman, “AKU menuruti prasangka hamba KU dan AKU bersamanya, jika ia mengingat (menyebut) AKU didalam dirinya maka AKU mengingatnya (menyebut)nya didalam diri KU, dan jika ia mengingat (menyebut) AKU ditengah orang banyak maka AKU mengingat (menyebut)nya pada orang banyak, yang lebih baik dari mereka [HR. Bukhari].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Hati-hatilah kalian terhadap prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu merupakan perkataan yang paling dusta, dan janganlah kalian saling intai mengintai, dan janganlah kalian saling berprasangka, dan janganlah kalian saling bersaing dan jangan pulalah kalian saling dengki mendengki, dan janganlah kalian saling benci membenci, dan janganlah kalian saling jerumus menjerumuskan, dan Jadilah kalian sebagai hamba-hamba ALLAH yang bersaudara [HR. Bukhari, Muslim].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah subhana wa ta’ala tidak melihat kepada bentuk-bentuk kalian, dan tidak kepada kedudukan kalian, serta tidak pula kepada harta benda kalian, akan tetapi DIA melihat kepada kalbu kalian dan amal perbuatan kalian [HR. Thabrani].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ALLAH berfirman, “Orang-orang saling mencintai karena AKU, saling menemani duduk karena AKU, saling memberi karena AKU dan saling mengunjungi karena AKU, pasti akan mendapat kasih sayang KU” [HR. Ahmad].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Perbaharuilah iman kalian dengan memperbanyak bacaan “La Ilaaha Illallaah” (Tiada Tuhan yang berhaq untuk disembah selain ALLAH) [HR. Ahmad].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “La Ilaaha Illallaah”, kalimat tersebut merupakan amal yang tiada tandingannya dan tidak meninggalkan suatu dosapun (bagi orang yang mengucapkannya) [HR. Ibnu Majah].

Keridhoan di hati akan melunturkan perlawanan hamba terhadap pengaturan dan ketentuan Rabb-nya. Karena sikap tidak menerima (keputusan dan Ketentuan) NYA berarti melawan NYA. Iblis secara terang-terangan memperlihatkan sikap tidak menerima atas ketentuan-ketentuan Rabb nya termasuk pengaturan-pengaturan agama dan alam semesta. Orang yang menolak untuk percaya kepada ALLAH akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh iblis, yaitu menentang ALLAH dengan dasar kesombongan dan tidak mau tunduk kepada Dzat yang menciptakannya. Iblis mengabaikan perintah, melanggar larangan, dan tidak menerima ketentuan NYA [`Aidh Al-Qarni].

Memperbaiki hati hanya dapat dilakukan dengan takwa, kepasrahan kepada NYA, meng Esakan NYA dan ikhlas dalam semua amalnya, tanpa itu semua itu hati akan rusak. Karena hati bagaikan pohon dan semua anggota tubuh adalah cabang-cabangnya, baik atau buruknya cabang tergantung kepada pohonnya. Hati merupakan pokok segala urusan yang ada hubungannya dengan ibadah, jika hati seseorang rusak maka rusaklah segalanya dan sebaliknya jika hati dibaguskan maka baguslah semua perbuatannya. Baiknya mata, lisan, perut, tangan, telapak kaki, telinga dan dzikir kepada NYA merupakan tanda bersihnya hati. Wahai kaum munafik bertaubatlah dari kemunafikanmu dan kembalilah dari pelarianmu, bagaimana engkau bisa meninggalkan NYA sementara setan mentertawakanmu dan siap menenggelamkanmu bersamanya kedalam jahannam [Pustaka].

Ketenangan bathin bagi manusia dapat menimbulkan sikap khusyu dalam ketaatan, kesadaran dalam beribadah, pengagungan terhadap NYA. Ia juga menampilkan sikap mawas diri, berperilaku baik dalam pergaulan dan ridho dengan ketentuan NYA. Ketenangan bathin menyebabkan orang mendahulukan hatinya daripada lidahnya dan segala apa yang akan diucapkannya sudah dipertimbangkan. Ketenangan bathin dapat mencegah orang dari perbudakan karena syahwat, amarah dan dendam, dia selalu tenang, berhati-hati dan tidak bertindak kecuali dengan kebijaksanaan dan tidak bergerak kecuali dengan cahaya petunjuk NYA [Pustaka].

Sesungguhnya tidak ada perbuatan ALLAH yang sia-sia, selalu saja ada hikmah dibalik setiap kejadian. Yang paling rugi adalah orang yang tidak mengambil hikmah dibalik kejadian tersebut, namun bila kita berpikir jernih dengan kelapangan hati, maka kejadian yang sudah terjadi dapat kita perbaiki dan kita mendapat pengalaman yang berharga untuk bertindak lebih baik dimasa yang akan datang [Pustaka].

Baiknya amal adalah perwujudan dari bersihnya hati dan sucinya hati. Bersihnya hati dan sucinya hati adalah perwujudan dari kesungguhan dalam melaksanakan perintah-perintah NYA dan menjauhkan diri dari larangan-larangan NYA. Serahkan kepada yang membuat pada awalnya karena DIA lah yang akan mengurus untuk selanjutnya. Tidakkah itu suatu kewajaran bahwa ciptaan yang rusak lebih baik diperbaiki oleh yang menciptakan [Pustaka].

Orang yang lalai hatinya adalah orang yang berhitung dari kacamata keuntungan yang akan didapat, bukan dari kacamata keuntungan jika memberi. Karena kebaikan yang paling utama adalah apabila kita dapat memberi lebih baik daripada saat kita menerima [Pustaka].

Hati itu mengontrol anggota tubuh, kepunyaan ALLAH lah tubuh dan harta benda, manusia hanyalah wakil ALLAH dan penyampai amanah NYA. Apabila manusia memberimu sesuatu, maka sesungguhnya gerak tangan mereka itu adalah dengan izin dan perintah NYA dan sebenarnya itu adalah gerak NYA. ALLAH yang memberi dan ALLAH jualah yang menahannya [Pustaka].

Tinggalkanlah tempat duduk suatu majelis yang akan membuatmu menyukai dunia, dan carilah teman duduk yang memberi pengaruh kepadamu untuk membenci dunia. Orang yang mencintai akan bersama dengan orang yang mencintai NYA, sehingga mereka akan menemukan apa yang mereka cintai didekat mereka, karena orang yang mencintai ALLAH, akan menjadikan mereka saling medukung dan saling menguatkan untuk menyeru kepada tauhid, keimanan dan keikhlasan dalam beramal. Barangsiapa yang mau melayani maka DIA akan melayaninya, barangsiapa yang melakukan kebaikan, maka ia akan diperlakukan dengan baik oleh NYA dan barangsiapa berbuat untuk neraka maka neraka itu kelak akan menjadi miliknya [Pustaka].

Sumber : Pustaka Muslim Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar